chemistry for peace not for war

hanya DIA yang dapat menghentikan hatiku

Tag Archives: senyawa ion

perbedaan senyawa ionik dan senyawa kovalen

           Sebenarnya batas-batas antara senyawa ionik dan senyawa kovalen tidak terdapat garis pemisah yang jelas. Hal ini disebabkan senyawa ionik dapat mengandung sifat kovalen dan begitupun sebaliknya senyawa-senyawa kovalen dapat mengandung sifat ionik.

          Suatu senyawa di anggap senyawa kovalen, bila sifat kovalennya lebih dominan, begitu sebaliknya suatu senyawa dianggap senyawa ionik bila sifat ioniknya lebih dominan.

Titik Didih, Titik Leleh dan Wujud

            Senyawa ion pada suhu kamar sebagian besar berbentuk padat, keras tetapi mudah patah dengan titik didih dan titik leleh relatif tinggi sekitar 800 ºC. Sedangkan senyawa kovalen pada suhu kamar dapat berupa padat, cair dan gas dengan titik didih dan titik leleh rendah sekitar 200 ºC. Namun khusus untuk intan walaupun mememiliki ikatan kavalen namun ikatan yang dimiliki sangat kuat sehingga titik didihnya sangat tinggi bahkan lebih tinggi senyawa ionik.

            Pada senyawa kovalen dan ionik keduanya memiliki ikatan yang kuat tetapi pada senyawa kovalen gaya tarik antar molekulnya lemah. Sedangkan pada senyawa ionik gaya tarik antar molekulnya sangat kuat. Oleh sebab itu pada senyawa ionik diperlukan energi yang lebih tinggi untuk mengalahkan gaya tersebut. Akibatnya senyawa ionik memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi dibanding senyawa senyawa kovalen.

 

Kelarutan

           Senyawa ionik dan senyawa kovalen polar cenderung larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa kovalen nonpolar cenderung larut dalam pelarut nonpolar. Misalnya senyawa ion cenderung larut dalam air dibanding dalam pelarut-pelarut organik seperti kloroform, dietil eter dan benzena.

Daya Hantar Listrik

            Senyawa-senyawa ionik dalam bentuk padat merupakan konduktor listrik dan panas yang buruk tetapi lelehan dan larutannya dalam pelarut polar merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Sedangkan pada senyawa kovalen baik dalam bentuk padat maupun lelehannya merupakan konduktor listrik dan panas yang jelek.

            Hal ini disebabkan senyawa ionik pada keadaan padat gaya ikat yang terbentuk antara ion positif dan ion negatif (kisi kristal) sangat kuat sehingga tidak memungkinkan terjadinya mobilisasi ion-ion. Tetapi senyawa ionik dapat menghantarkan arus listrik bila dileburkan atau dilalarutkan dalam pelarut polar, hal ini disebabkan ion-ion yang terikat pada kisi kristal telah terlepas sehingga ion-ion ini dapat bebas bergerak ke segala arah. Sedangkan untuk senyawa kovalen baik dalam bentuk padat maupun lelehan tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena tidak terdapat ion yang bergerak bebas.

            Senyawa kovalen walaupun berupa konduktor listrik dan panas yang buruk, tetapi senyawa kovalen polar mampu menjadi konduktor listrik baik apabila dilarutkan dalam pelarut-pelarut tertentu. Misalnya bila HCl yang dilarutkan dalam pelarut air dan benzena. HCl yang larut dalam air merupakan konduktor listrik yang baik, tetapi berupa konduktor listrik yang jelek dalam pelarut benzena. Hal ini terjadi karena HCl di dalam air mampu membentuk ion-ion sedangkan pada benzena HCl tidak mampu membentuk ion-ion. Ion yang terbentuk dalam air merupakan reaksi yang terjadi antara molekul hidrogen klorida dengan molekul air. Berikut rekasi yang terjadi:

                                      HCl + H2O → H3O+ + Cl‾

                Perlu dikatahui bahwa senyawa-senyawa yang dalam air dapat menghantarkan arus listrik baik senyawa ionik maupun senyawa kovalen polar, air hanya sebagai medium agar ion-ion bebas bergerak. Air sendiri merupakan senyawa kovalen polar dan merupakan konduktor listrik yang jelek. Daya hantar listrik air hanya dapat dideteksi dengan peralatan yang benarbenar peka.

Ikatan Kovalen

             Istilah ikatan kovalen (covalent bond) pertama kali muncul pada tahun 1939. Awalan co- berarti bersamasama, berasosiasi dalam sebuah aksi, berkolega. Ikatan kovalen yaitu ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron valensi oleh atom yang berikatan. Elektron-elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen tidak berpindah secara sempurna dari atom-atom yang berikatan. Semua senyawa organik dan beberapa senyawa seperti HCl, NH3, PCl3, PCl5, CCl4, CHCl3, CO2, , HgCl2, GeF4, SnCl4, Cl2, N2, O2 dan F2 merupakan beberapa contohn senyawa-senyawa dengan ikatan kovalen.

             Ikatan kovalen terjadi akibat atom yang akan berikatan tidak mampu melepaskan elektron, hal ini disebabkan ikatan kovalen terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi dan perbedaan keelektronegatifannya kecil.

            Atom nonlogam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika sesama atom nonlogam membentuk sebuah ikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dapat dipakai secara bersama untuk untuk mencapai konfigurasi gas mulia. Ikatan kovalen Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang digunakan untuk berikatan ikatan kovalen dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu

  1. Ikatan kovalen yang paling umum adalah ikatan kovalen tunggal dengan hanya satu pasang elektron yang terbagi di antara dua atom. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan sigma. Semua ikatan yang memiliki lebih dari satu pasang elektron disebut sebagai ikatan rangkap atau ikatan ganda.
  2. Ikatan yang berbagi dua pasangan elektron dinamakan ikatan kovalen rangkap dua biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. Contohnya pada etilen(CH2CH2).
  3. Ikatan yang berbagi tiga pasang elektron dinamakan ikatan kovalen rangkap tiga biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan dua ikatan pi. Contohnya pada hidrogen sianida (HCN). hidrogen sianida berbeda dengan asam sianida walaupun keduanya ditulis sebagai HCN. hidrogen sianida dapat berupa gas, cairan ataupun suatu padatan, sedngkan asam sianida artinya berada dalam larutan atau berada dalam air.

    Ikatan Kovalen Tunggal

              Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama satu pasang elektron. Ikatan yang terbentuk digambarkan menggunakan satu garis lurus. Misalnya molekul pembentukan molekul H2 dan HF.

    Konfigurasi elektron

                         1H = 1

                        9F = 2, 7

    Pada pembentukan molekul H2 setiap atom H memiliki 1 elektron valensi. Untuk memenuhi kaidah duplet, setiap atom H yang berikatan masing-masing atom menyumbangkan 1 elektronnya.

                Pada pembentukan molekul HF, atom H memiliki 1 elektron sedangkan F memiliki 7 elektron valensi. H untuk memenuhi kaidah duplet memerlukan 1 elektron sedangkan F untuk memenuhi kaidah oktet memerlukan 1 elektron. Untuk memenuhi kekurangan elektron tersebut masing-masing atom menyumbangkan 1 elektron untuk digunakan secara bersama.

    Ikatan Kovalen Rangkap Dua

                Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang elektron. Ikatan yang terbentuk digambarkan menggunakan dua garis lurus. Misalnya molekul O2 dan CO2.

    Konfigurasi elektron

                  8O = 2, 6

                    6C = 2, 4

               Pada molekul O2, Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan 2 elektron. Untuk memenuhi kekurangan elektron tersebut masing-masing atom O menyumbang 2 elektron sehingga terdapat 2 pasang elektron yang digunakan secara bersama.

              Pada molekul CO2, atom C sebagai atom pusat yang mengikat 2 atom O. Atom O memerlukan 2 elektron mencapai kaidah oktet sedangkan atom C memiliki 4 elektron valensi, untuk memenuhi kaidah oktet maka atom C memerlukan 4 elektron. Untuk mengatasi kekurangan elektron tersebut maka setiap atom perlu menyumbangkan elektronnya untuk membentuk ikatan. Atom C sebagai atom pusat menumbang semua elektron valensinya sedangkan atom O masing-masing menyumbang 2 elektron.

    clip_image002[4]

    Gambar Rumus struktur Lewis oksigen dan karbondioksida

    Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

                  Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama tiga pasang elektron. Ikatan yang terbentuk digambarkan menggunakan tiga garis lurus. Misalnya pembentukan molekul nitrogen (N2) dan molekul asetilen (C2H2).

    Konfigurasi elektron

                      7N = 2, 5

                       6C = 2, 4

                        8O = 2, 6

                    Pada molekul N2 setiap atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil, setiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3. Untuk mengatasi kekurangan tersebut kedua atom N yang akan berikatan masing-masing menyumbangkan 3 buah elektron, sehingga terdapat 3 pasang elektron yang digunakan bersama.

                 Pada molekul etuna atau asetilen (C2H2) terdiri dari dua atom C dan 2 atom H. Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron. Setiap atom C untuk memenuhi kaidah oktet memerlukan 4 elektron tambahan sedangkan H untuk memenuhi kaidah duplet memerlukan 1 elektron. Untuk mengatasi hal tersebut maka setiap atom C menyumbangkan 1 elektron pada setiap atom H dan 3 elektron kepada atom C.

    clip_image004

    Gambar Struktur nitogen dan asetilena

    Ikatan Kovalen Koordinasi

                 Ikatan kovalen koordinasi atau ikatan kovalen dativ adalah ikatan kovalen yang terbentuk dimana elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan hanya berasal dari salah satu atom. Ikatan kovalen koordinasi disebut juga sebagai ikatan kovalen semipolar.

                 Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan koordinasi digambarkan dengan tanda anak panah yang arahnya dari atom donor pasangan elektron menuju akseptor pasangan elektron.

                 Misalnya BF3 yang bereaksi dengan amoniak membentuk senyawa BF3.NH3. rekasi antara BF3 merupakan reaksi adisi.

    Konfigurasi elektron

                   5B = 2, 3

                  9F = 2, 7

                7N = 2, 5

               Dari konfigurasi elektron diketahui bahwa elektron valensi boron, fluor dan nitrogen berturut-turut adalah 3, 7, dan 5. Pada BF3 diketahui bahwa boron sebagai atom pusat belum memenuhi kaidah oktet sedangkan atom N dalam amoniak sebagai atom pusat memenuhi kaidah oktet karena memiliki 1 pasang elektron bebas pada atom N.

                 Oleh sebab itu jika trifluoroboron direaksikan dengan amoniak maka akan terjadi reaksi adisi membentuk BF3.NH3 (aminatrifluoroboron). Senyawa yang terbentuk mendapat sumbangan elektron dari atom N untuk memenuhi kaidah oktet.

    clip_image006

               Pembentukan BF3.NH3 bila ditinjau dari konsep asam basa, maka NH3 bertindak sebagai sebagai basa Lewis, sedangkan molekul BF3 bertindak sebagai asam Lewis. Sehingga produk yang diperoleh dari reaksi di atas disebut sebagai hasil adisi asam-basa lewis (Lewis acid-base addutct).