chemistry for peace not for war

hanya DIA yang dapat menghentikan hatiku

asam basa dan teori asam basa

Zat-zat asam biasanya dinyakan sebagai HA, yang merupakan rumus umum asam. Zat-zat yang dalam larutan memiliki pH 7 disebut senyawa netral, pH kurang dari 7 disebut zat asam sedangkan zat-zat yang memiliki pH lebih dari 7 disebut basa.

Antara asam dapat basa dapat bereaksi yang disebut reaksi netralisasi. Produk yang diperoleh dari reaksi ini yaitu garam dan air. Walaupun dikatakan reaksi netralisasi tapi kenyataannya garam yang terbentuk tidak selalu bersifat netral. Beberapa asam dan basa yang telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada tabel.

Nama Rumus molekul Terdapat dalam
Asam asetat 

Asam askorbat

Asam sitrat

Asam karbonat

Asam klorida

Asam nitrat

Asam fosfat

Asam tartrat

Asam malat

Asam format

Asam laktat

Asam benzoat

CH3COOH 

C6H8O6

C6H8O7

H2CO3

HCl

HNO3

H3PO4

C4H6O6

C4H6O5

HCOOH

C3H6O3

C6H5COOH

Cuka dapur 

Jeruk, tomat, sayuran

Jeruk atau vitamin C

Minuman berkarbonasi

Asam lambung

Pupuk

Deterjen, pupuk

Anggur

Apel

Sengatan lebah

Keju

Bahan pengawet makanan

Nama Rumus molekul Digunakan pada
Alumunium hidroksida AI(OH)3 Deodorant dan antasida
Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 Plester
Magnesium Hidroksida Mg(OH)2 Antasida
Natrium Hidroksida NaOH Pembersih saluran pipa, penyerap gas CO2 dalam laboratorium
Kalium Hidroksida 

Ammonium Hidroksida

KOH 

NH4OH

Pembuatan sabun 

Pelarut desinfektan

Teori Asam Basa

Teori Asam basa Arhenius

Svante August Arrhenius

Svante August Arrhenius

Pada tahun 1903 Arhenius mengungkapkan suatu teori yang dikenal sebagai teori asam basa. konsep asam basa menurut arhenius dikenal sebagai sebagai konsep beraqua. Asam adalah suatu spesies yang dapat melepaskan atau meningkatkan ion H+ (ion hidrogen) atau ion H3O+ (ion hidronium) jika dilarutkan dalam air.  Sedangkan basa adalah suatu spesies yang dapat melepaskan atau menambah OH‾ (ion hidroksil) jika dilarutkan dalam air.

Berikut beberapa contoh asam arhenius

HCl(aq) + H2O(l) ──→ H3O+(aq) + Cl‾(aq)

Asam Monoprotik dan Asam poliprotik

Spesies yang di dalam air melepaskan melepaskan atau menambah satu  ion H+ atau ion H3O+ disebut asam monoprotik. Sedangkan spesi yang memberikan lebih dari satu ion H+ atau H3O+ disebut asam poliprotik. Berikut beberapa contoh asam monoprotik dan asam poliprotik

Asam monoprotik Nama Asam poliprotik Nama
HF 

HBr

HCN
HClO

HClO2

HClO3

HClO4

HNO2

HCOOH

CH3COOH

asam fluorida 

asam bromida

asam sianida

asam hipoklorit

asam klorit

asam klorat

asam perklorat

asam nirit

asam formal

asam asetat

H2SO4 

H2CO3

H2SnO2

H2SnO3

H2PbO2

H2PbO3

H2C2O4

H2S

asam sulfat 

asam karbonat

asam satanit

asam stanat

asam plumbit

asam plumbat

asam oksalat

asam sulfida

Asam poliprotik yang di dalam air melepaskan 2 dan 3 H+ atau H3O+ berturut-turut adalah asam diprotok dan asam triprotik.

H2SO4 + H2O ──→ H+ + HSO4

HSO4 + H2O ──→ H+ + SO42-

H3PO4 + H2O ──→ H+ + H2PO4

H2PO4‾ + H2O ──→ H+ + HPO42-

HPO42- + H2O ──→ H+ + PO43-

NaOH, NH3, N2H2(hidrasin) merupakan beberapa contoh dari basa arhenius. Reaksi yang terjadi

NaOH(s) + H2O(l) ──→ Na+(aq) + OH‾(aq)

NH3(g) + H2O(l) ──→ NH4+(aq) + OH‾(aq)

N2H2(g) + H2O(l) ──→ N2H5(aq) +  OH‾(aq)

CO2 juga merupakan suatu asam. Karena reaksi dengan air membentuk asam karbonat. Asam karbonat yang terbentuk akan bereaksi lanjut dengan air menghasilkan H3O+ dan HCO3

Berikut reaksi yang terjadi

CO2(g) + H2O(l) ──→ H2CO3(aq)

H2CO3(aq) + H2O(l) ──→ H3O+(aq) + HCO3(aq)

Secara umum oksida nonlogam yang bereaksi dengan menghasilkan suatu larutan yang disebut anhidrida asam. Oksida logam atau basa anhidrat yang bereaksi dengan air dengan air akan menghasilkan hidroksidanya

Na2O + H2──→ 2NaOH

BaO + H2O   ──→ Ba(OH)2

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

bronsted-lowryTeori asam basa menurut Arhenius penggunaannya tidak begitu luas karena hanya dapat mengungkapkan fenomena asam basa yang terjadi dalam larutan air. Selanjutnya pada tahun 1923 teori asam basa dijelaskan secara bersamaan oleh J.N Bronsted ahli kimia Denmark dan T.M Lowry ahli kimia Inggris. Karena kedua ahli ini mengungkapkan teori yang sama secara bersamaan maka teori ini dikenal dengan teori asam basa Bronsted-Lowry. Menurut kedua orang ahli kimia ini asam adalah suatu spesies yang dapat menyumbangkan proton (proton donor), sedangkan suatu basa (proton akseptor) yakni suatu spesies yang dapat menerima proton dari suatu asam.

Misalnya reaksi antara HCl dan air. Reaksi sebagai berikut

HCl(aq) + H2O(l) ──→ H3O+(aq) + Cl‾(aq)

Dari reaksi di atas HCl disebut asam B-L karena dapat menyumbangkan proton kepada air. Karena air menerima proton dari HCl maka air disebut basa B-L. H3O+ dan Cl‾ yang terbentuk dapat bereaksi kembali dengan satu sama lain menghasilkan HCl dan H2O. Reaksi kebalikan ini disebut juga reaksi Bronstet-Lowry. Dimana ion hidronium berperan sebagai asam dan Cl‾ berperan sebagai basa.  maka reaksi yang terjadi dapat sebagai suatu kesetimbangan, dimana didapatkan dua asam dan dua basa. dengan masing-masing  asam dan basa, satu berada disebelah kiri dan satu berada disebelah kanan anak panah.

HCl(aq) + H2O(l) ──→ H3O+(aq) +    Cl‾(aq)

asam          basa                  asam konjugasi        basa konjugasi

Pada teori asam basa Bronsted-Lowry dikenal istilah konjugat. Istilah konjugat dihubungkan dengan kehilangan dan penambahan proton sehingga membentuk pasangan asam basa. Pada reaksi di atas Cl‾ adalah basa konjugat bagi HCl atau HCl asam konjugat bagi basa Cl‾. Sedangkan H2O adalah basa konjugat bagi H3O+ atau H3O+ asam konjugat bagi H2O.

Konsep asam basa Bronsted-Lowry cakupannya lebih luas, sebab bukan hanya reaksi yang berlangsung di dalam air, tetapi dapat digunakan untuk meramalkan reaksi asam basa yang berlangsung tanpa adanya pelarut sama sekali. Misalnya jika HCl dicampur dengan NH3, akan bereaksi dengan segera membentuk padatan yang berwarna putih NH4Cl. Dengan reaksi

NH3 + HCl    ──→ NH4+ +           Cl‾

Basa      asam       asam konjugasi       basa konjugasi

Dari reaksi di atas diketahui bahwa reaksi ini berlangsung berdasarkan teori asam basa Bronsted-Lowry. Namun demikian reaksi ini tidak melibatkan ion hidronium dan ion hidroksida sehingga teori Arhenius tidak berlaku bagi reaksi ini.

Berdasarkan teori B-L dapat dikatakan bahwa suatu spesies dapat berperan sebagai asam dan pada keadaan tertentu dapat pula berpean sebagai basa. spesi-spesi seperti ini disebut zat amfoter atau spesi amfoter. Air dan juga pelarut-pelarut lain yang mengandung gugus -OH dapat bertindak sebagai basa dan juga dapat bertindak sebagai basa.

Teori Asam Basa Lewis

lewis acid baseTeori asam basa Bronsted Lowry cakupannya lebih luas dari dari teori asam basa Arhenius sebab tidak hanya digunakan untuk reaksi yang berlangsung dalam air. Namun demikian konsep Bronsted-Lowry memiliki kelemahan sebab hanya membahas adanya serah terima proton. Padahal banyak reaksi yang termasuk reaksi asam basa tetapi tidak dapat dijelakan menggunakan teori Bronsted-Lowry.

Keterbatasan yang tidak dapat dijelaskan menggunakan teori Bronsted-Lowry, berhasil dijelaskan oleh G. N. Lewis. Teori asam basa yang dikembangkan oleh lewis hanya dipusatkan kepada basa. suatu basa adalah spesies yang memberikan pasangan elektron untuk membentuk ikatan kovalen. Suatu asam adalah spesies yang dapat menerima pasangan elektron untuk mebentuk ikatan.

Kelebihan teori asam basa Lewis yaitu reaksi-reaksi tertentu yang tidak termasuk dalam teori asam basa Bronsted-Lowry, ternyata dengan menggunakan teori Lewis reaksi tersebut termasuk reaksi asam basa. misalnya reaksi yang terjadi antara amoniak dengan boron trifluorida.

H3N + BF3 ──→ H3N→BF3

Senyawa-senyawa yang mengandung unsur yang memiliki elektron valensi tak lengkap, seperti BF3 dan AlCl3 cenderung menjadi asam Lewis. Sedangkan senyawa atau ion yang memiliki pasangan elektron beabs cenderung berperan sebagai basa.

2 responses to “asam basa dan teori asam basa

  1. y'milanith 12 Januari 2012 pukul 17:57

    thx wt bgt wt smua infox…

Tinggalkan komentar