chemistry for peace not for war

hanya DIA yang dapat menghentikan hatiku

Tag Archives: kimia fisika

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN LAJU REAKSI

ANALISA PENDAHULUAN SUATU DETERJEN

A. Tujuan

Pada analisis pendahuluan ini akan dilakukan:

1. Pengamatan secara fisik dari suatu surfaktan dalam keadaan terlarut (warna, bau, pH dan indeks bias).

2. Penentuan jenis surfaktan (anionic, kationik, dan non ionic).

3. Tes pemanasan dan tes peleburan dengan natrium yang dilanjutkan dengan analisis kualitatif terhadap Na, K, S, SO42-, dan Fe

 

B. Dasar Teori

Deterjen merupakan salah satu jenis surfaktan yang larut dalam air. Deterjen yang diperdagangkan biasanya berupa campuran dari berbagai bahan. Bahan yang sama dari pabrik yang berbeda dengan nama Kimia yang sama, tidak jarang memiliki sifat fisik dan Kimia yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh karena:

1. Variasi komposisi bahan dasar untuk pembuatan deterjen tersebut diperoleh dari sumber yang berbeda.

2. Proses pembuatan yang umumnya tidak sama. Secara umum surfaktan yang larut dalam air terbagi menjadi 4 golongan, yaitu:

a. Surfaktan kationik (bermuatan positif).

b. Surfaktan anionik (bermuatan negatif).

c. Surfaktan nonionik (tak terionisasi).

d. Surfaktan amfoter (muatan positif/negatif tergantung pH).

 

Cara analisis suatu surfaktan dapat dilakukan dengan cara fisika maupun cara kimia atau gabungan dari keduanya. Keadaan fisik dari surfaktan dalam keadaan terlarut, merupakan informasi pertama yang dapat diperoleh.

Data mengenai warna, bau, pH, dan indeks bias tidak jarang dapat mengarahkan atau melengkapi data analisis selanjutnya. Analisis surfaktan dengan cara kimia dapat merupakan analisis penggolongan surfaktan, penentuan gugus-gugus yang terdapat di dalamnya, penentuan untusur-unsur yang dikandungnya dan sebagainya.

Untuk menentukan jenis surfaktan dikenal beberapa cara pengujian sederhana, antara lain:

1. Tes anionik (test wheatherburn)

Pengujian ini didasarkan atas pembentukan garam yang larut dalam kloroform dari reaksi metilen biru dan surfaktan anionik. Terjadinya pembentukan garam (reaksi positif) ditandai oleh warna biru yang lebih kuat pada lapisan kloroform daripada lapisan air. Sabun, asam amino berantai panjang, dan betaine memberikan hasil negatif. Surfaktan non ionik dan garam-garam anorganik tidak mengganggu test ini.

 

2. Tes kationik (kortlandt dan Dammers)

Pengujian berdasarkan pada sifat surfaktan kationik yang dapat bereaksi dengan zat warna yang bersifat asam. Dalam hal ini zat warna merupakan indikator. Zat warna yang biasa dipakai adalah biru bromfenol dalam buffer natrium asetat dengan pH 3,6 – 3,9.

Timbulnya warna biru langit pada campuran 10 mL reagen zat warna dengan 2-5 tetes surfaktan pada pH = 7 menunjukkkan surfaktan yang dianalisis adalah surfaktan kationik. Dengan tes ini semua jenis surfaktan kationik termasuk kuartener dan non kuartener akan memberikan warna biru muda dengan fluoresensi ungu. Surfaktan non ion tidak mengganggu, sedangkan amina berantai pendek memberikan hasil negatif.

 

3. Tes elektrolisis (cara Goldstein)

Pengujian ini bersifat umum, adanya endapan organik pada anoda menunjukkan surfaktan anionik dan bila endapan organik terjadi pada katoda menunjukkan surfaktan kationik.

Untuk analisis kulaitatif penentuan unsur-unsur yang terkandung di dalam suatu surfaktan dapat dilakukan dengan peleburan tes natrium.

Na + (C, H, O, N, S, P, Cl, Br, F, I, L) → Na+ + C + H2(g) + OH + CN + SH + PH3(g) + H2PO3– + Cl + Br + I + F + Ln+, dimana L adalah logam.

Adanya phosphor dapat tercium dari bau gas yang keluar (bau phosphine). Dari filtrat peleburan ini selanjutnya dilakukan pengujian-pengujian kualitatif terhadap K, S, SO32-, PO43- dan Fe.

 

C. Alat yang Digunakan.

Refraktometer

1 buah

pH meter

1 buah

Alat elektrolisis

lengkap

Tabung reaksi

10 buah

Pembakara bunsen

lengkap

Cawan porselin

1 buah

Penjepit + tabung reaksi kecil (soft glass)

1 buah

Pipet tetes

D. Bahan yang Digunakan

1. Larutan 5% contoh deterjen

2. Larutan metilen biru yang mengandung 0,03 gr metilen biru, 12 gr asam sulfat pekat, dan 50 gr natrium sulfat per liter larutan

3. Kloroform

4. Larutan biru bromofenol dalam buffer Na-asetat dengan pH 3,6-3,9

5. Logam natrium

6. larutan H2O2 30%

7. Pereaksi Zn-uranil asetat

8. Pereaksi Na-kobalt nitrit

9. HNO3 pekat

10. Larutan amonium molibdat

11. Larutan Na-nitroprusida

12. Larutan BaCl2 0,1 M

13. larutan KSCN

14. Larutan HCl 1 M

15. Lakmus merah dan lakmus biru

E. Langkah Kerja

1. Periksa warna dan bau larutan contoh deterjen yang akan dianalisis, kemudian tentukan pH dan indeks biasnya.

 

2. Tes anionik

Ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 mL larutan metilen biru, tambahkan pula 5 mL kloroform. Kocok campuran selama beberapa detik, lalu amati pada lapisan mana warna biru yang paling kuat.

 

3. Tes kationik

Ke dalam tabung reaksi, masukkan 10 mL larutan 0,002% biru bromofenol dalam buffer Na-asetat pH 3,6 – 3,9. Kemudian teteskan 2 – 5 tetes larutan deterjen 1% dengan pH 7. Kocok dan amati warna larutan.

 

4. Tes elektrolisis

Melalui dua buah elektroda tembaga, alirkan arus searah dengan tegangan 10 volt ke dalam larutan contoh deterjen 1% selama 10 – 15 menit. Amati apakah pada salah satu elektroda terjadi endapan organik.

 

5. Tes Pemanasan.

Panaskan ± 1 gram larutan deterjen, mula-mula dengan api kecil kemudian dengan api kuat. Periksa gas yang keluar dengan lakmus merah dan dengan lakmus biru yang basah. Lanjutkan pemanasan sampai hampir semua zat organik habis.

lalu dinginkan dan tambahkan beberapa tetes H2O2 30%, kemudian panaskan kembali beberapa saat. Sesudah dingin tambahkan beberapa tetes asam nitrat pekat dan panaskan lagi. Larutkan residu dalam 1 mL air. Periksa larutan residu terhadap Na, K, S, SO42-, PO43-, dan Fe. Uji Na memakai tes nyala, sedangkan uji yang lain lihat langkah kerja 6.

 

6. Tes Peleburan Natrium.

Masukkan ± 0,5 gram logam natrium ke dalam tabung reaksi kecil (soft glass), lalu panaskan perlahan-lahan samapai timbul asap hitam. Dinginkan lalu tambahkan 2-3 tetes larutan contoh deterjen, kemudian panaskan dengan kuat sampai pijar. Masukkan tabung yang masih pijar ke dalam 10 mL air dan panaskan beberapa saat, lalu saring. Analisis filtrat dengan pengujian terhadap K, S, SO42-, P, dan Fe sebagai berikut:

 

Uji K:

2 tetes filtrat ditambahkan pereaksi Na-kobalt nitrit. Adanya K ditandai dengan endapan kuning

Uji P:

2 tetes filtrat ditambah 2 tetes asam nitrat pekat dan 2 tetes amonium molibdat. Adanya P ditandai dengan endapan kuning.

Uji S:

2 tetes filtrat ditambah dengan 2-5 tetes Na-nitroprusida. Bila timbul warna merah berarti ada S.

Uji SO42-:

2 tetes filtrat ditambah larutan BaCl2, bila terjadi endapan putih tambahkan HCl 1 M. Adanya SO42- ditandai oleh endapan putih yang tidak larut dalam asam.

Uji Fe:

2 tetes filtrat ditambah setetes larutan KSCN. Adanya Fe ditandai dengan timbulnya warna merah.

F. Data Pengamatan

 

1. Pengamatan secara fisik

No.

Jenis larutan 5% deterjen

Pengamatan secara fisik

warna

bau

pH

indeks bias

1.

2.

3.

4.

2. Tes Anionik

No.

Larutan metilen biru

5 mL Lar. deterjen 1%

Kloroform

Warna lapisan deterjen

Warna lapisan kloroform

1.

10 mL

5 mL

2.

10 mL

5 mL

3.

10 mL

5 mL

4.

10 mL

5 mL

3. Tes Kationik

No.

Larutan biru bromofenol

Larutan deterjen 1%

Warna Larutan

1.

10 mL

5 tetes

2.

10 mL

5 tetes

3.

10 mL

5 tetes

4.

10 mL

5 tetes

4. Tes Elektrolisis

No.

Larutan deterjen 1%

Lama elektrolisis

Ada/tidak endapan organik

Katoda

Anoda

1.

….. menit

2.

….. menit

3.

….. menit

4.

….. menit

5. Tes Pemanasan

No.

1 gram deterjen

Sifat asam-basa gas

Uji Na

Uji K

Uji S

Uji SO42-

Uji PO43-

Uji Fe

1.

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

2.

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

3.

……. ……

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

4.

……. …….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

6. Tes Peleburan Natrium

No.

2-3 tetes lar. deterjen 5%

Uji K

Uji P

Uji S

Uji SO42-

Uji Fe

1.

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

2.

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

3.

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

4.

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

…….

    G. Analisis Data

  1. Susun data lengkap hasil analisis contoh deterjen yang saudara periksa.

  2. Tentukan jenis deterjen dan unsur/gugus apa saja yang terkandung di dalamnya. Perkirakan kemungkinan penggunaan jenis deterjen tersebut. Jelaskan jawaban saudara.

 

    H. Pertanyaan.

  1. Apa perbedaan antara sabun biasa dan deterjen. Sebutkan masing-masing kelebihan dan kekurangannya sebagai bahan pencuci.

  2. Sebutkan jenis-jenis bahan yang biasa terdapat dalam suatu deterjen dan apa peranan masing-masing bahan tersebut.

  3. Jenis ikatan apa saja yang dapat terjadi antara kotoran dan kain?

  4. Apakah arti sabun keras dan sabun lunak?

 

Daftar Pustaka

Rosen M.J., Goldsmith. 1960. Systematic Analysis of Surface Active Agents. New York: Interscience Publ. Inc.

 

Agar Lebih Rapi, File artikel ini silakan download disini….!!!!