chemistry for peace not for war

hanya DIA yang dapat menghentikan hatiku

Tag Archives: universitas negeri malang

JALAN PANJANG MENUJU RESEARCH UNIVERSITY

 

Kimia Koordinasi Author

Prof.Effendy, Ph,D

Jurusan Kimia FMIPA,

PSSJ Pendidikan Kimia Program Pascasarjana,

Universitas Negeri Malang

Jl. Surabaya 6 Malang 65145

Email: fnd299@yahoo.co.uk

 

Research University merupakan suatu program yang dicanangkan oleh Universitas Negeri Malang (UM) pada periode pimpinan UM yang lalu. Sayangnya program itu belum pernah dilaksanakan, bahkan gaungnya saat ini dapat dikatakan semakin lemah frekuensinya. Suatu universitas, terlepas dari apapun predikatnya (mungkin research university, global university atau predikat lainnya) wajib melakukan kegiatan penelitian. Apalagi karena penelitian itu sudah menjadi salah satu dari tridharma universitas. Oleh karena itu kegiatan penelitian mutlak dilakukan oleh semua dosen yang ada di suatu universitas. Ironinya di UM, bahkan di hamper semua universitas di Indonesia, sangat sedikit sekali dosen yang melakukan penelitian secara konsisten dan berhasil mempublikasi hasil penelitiannya dalam jurnal nasional terakreditasi, apalagi dalam jurnal internasional. Hal ini berbeda dengan yang terjadi di negara lain, baik yang ada di Asia ataupun di luar Asia. Semua perguruan tinggi tersebut menuntut dosennya untuk menghasilkan artikel hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Internasional. Pada beberapa universitas, dana yang diberikan ke jurusan atau program studi ditentukan berdasarkan jumlah artikel hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal internasional dan text book yang dihasilkan oleh dosen yang ada. Khusus untuk dosen yang menulis suatu text book, padanya dapat diberi kebebasan untuk tidak mengajar selama satu tahun tetapi tetap digaji penuh, serta diberi sponsor.

Beberapa tahun yang lalu, dalam seminar Himpunan Kimia Indonesia yang diadakan di Bandung, seorang teman saya yang merupakan salah satu dosen kimia di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pernah guyonan dengan saya. Teman saya bilang: “Nanti di yaummul hisab (hari perhitungan) banyak dosen-dosen di Indonesia yang dikemplangi oleh malaikat”. Kenapa koq sampai demikian tanya saya. Dia bilang pada waktu seorang dosen dihisab malaikat bertanya: “Apa pekerjaanmu di dunia?” Dosen itu menjawab: “Dosen ya malaikat“. Malaikat terus bertanya: “Apa tugas utama seorang dosen?“ Mengajar ya malaikat, jawab dosen tersebut. Langsung dosen tersebut dikemplangi oleh malaikat. Dosen itu protes: “Kenapa koq saya dikemplangi?“ Malaikat menjawab dengan penuh kemarahan: “Kamu harus tahu bahwa tugas utama seorang dosen adalah meneliti, bukan sekedar mengajar“. Kalau saya pikir maka guyonan dari teman saya tersebut adalah tidak salah karena di negara manapun yang namanya dosen itu tugasnya adalah meneliti, bukannya sekedar mengajar. Oleh karena itu jika seorang pimpinan niversitas mencanangkan program research university maka dia akan melakukan dua hal yang sangat terpuji. Pertama, mengembalikan dosen yang ada di universitas kembali ke habitatnya. Kedua, menyelamatkan anak buahnya dari adzab Tuhan melalui malaikat pada yaummul hisab. Itu kalau program tersebut betul-betul dilaksanakan. Kalau belum sempat? Paling tidak pencanangnya insya Allah akan mendapat separoh pahala dari niat baiknya.

 

KELANJUTANNYA SILAKAN DOWNLOAD ARTIKELNYA DI SINI>>>>!!!

SINTESIS SENYAWA-SENYAWA KOMPLEKS DARI LOGAM ALKALI SERTA IMPLIKASINYA PADA PENGAJARAN SENYAWA KOMPLEKS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

 

clip_image002

Effendy

Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 6 Malang 65145

Siti Mutrofin

Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang 65145

 

Abstrak:

Pada pengajaran kimia unsur di sekolah menengah atas (SMA) disebutkan bahwa salah satu yang membedakan unsur-unsur logam transisi dengan logam alkali adalah dapatnya unsur-unsur logam transisi membentuk senyawa kompleks dan tidak dapatnya unsur-unsur logam alkali membentuk senyawa kompleks. Pendapat tersebut adalah tidak benar. Sebetulnya senyawa kompleks dari logam alkali telah berhasil dibuat sejak tahun 1840, yaitu dengan berhasil disintesisnya senyawa kompleks salisilaldehidatosalisilaldehidanatrium(I).

Sampai dengan tahun 1970 dapat dianggap sintesis senyawa kompleks dari logam alkali dilakukan secara tidak sistematis. Sintesis secara sistematik baru dilakukan mulai tahun 1985. Dari sintesis ini diperoleh banyak senyawa kompleks yang umumnya bersifat tidak stabil. Salah satu senyawa kompleks yang stabil adalah [K(phen)2(H2O)]2.4H2O.

Dapatnya senyawa kompleks dari logam alkali disintesis menyebabkan perlunya revisi pendapat di atas. Revisi pendapat tersebut merupakan tugas dari Himpunan Kimia Indonesia, khususnya para pakar dalam kimia koordinasi yang ada di himpunan tersebut.

Kata-kata kunci: Sintesis, senyawa kompleks, logam alkali, pengajaran senyawa kompleks di SMA.

 

Pendahuluan

Senyawa-senyawa kompleks sudah digunakan sejak sekitar 450 SM. Salah satunya adalah kompleks dari alizarin dengan ion aluminium dan kalsium. Senyawa kompleks ini dapat digunakan untuk memberi warna merah pada pakaian putih. Jubah nabi Yusuf kemungkinan diberi warna dari kompleks tersebut.

Pada waktu Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia menyerbu Persia pakaian putih dari tentaranya disemprot dengan senyawa kompleks di atas dan mereka berjalan memasuki Persia seolah-olah sebagai pasukan yang lemah akibat luka-luka yang dideritanya. Tentara Persia tertipu sehingga akhirnya dapat dikalahkan oleh tentara Iskandar (Kauffman, 1987: 2).

Pada awal perkembangan sintesis senyawa kompleks, atom pusat yang umumnya digunakan adalah ionion logam transisi. Senyawa-senyawa kompleks dengan atom pusat ion logam golongan utama juga ada yang berhasil disintesis seperti senyawa kompleks salisilaldehidatosalisilaldehidanatrium(I) (Fenton, 1987: 2).

clip_image004

Gambar 1 Salisilaldehidatosalisilaldehidanatrium(I)

 

Diperolehnya fakta bahwa:

1) jumlah senyawa kompleks dengan atom pusat ion-ion logam golongan utama jumlahnya relatif sangat sedikit dibandingkan senyawa kompleks dengan atom pusat ion-ion logam transisi; dan

2) senyawa kompleks dengan atom pusat ion-ion logam golongan utama cenderung kurang stabil dibandingkan senyawa kompleks dengan atom pusat ion-ion logam transisi, tampaknya mengakibatkan timbulnya anggapan bahwa senyawa kompleks hanya dapat dibentuk dengan atom pusat ion-ion logam transisi saja.

Anggapan ini terbawa dalam pengajaran senyawa kompleks di SMA seperti teridentifikasi pada beberapa buku pelajaran kimia yang digunakan di SMA, misalnya pada buku: (1) Kimia SMU Kelas 3 Semester I dan II yang ditulis oleh Kalsum dkk. (2003: 157); (2) Pintar KIMIA 3 untuk SMU Kelas 3 yang ditulis oleh Sutresna (2003: 136).a

Ion-ion logam alkali memang cenderung sulit membentuk kompleks dengan ligan-ligan netral monodentat. Apabila kompleksnya dapat terbentuk, maka ia cenderung bersifat tidak stabil dan mudah terurai bila terjadi kontak dengan uap air dari udara.

Senyawa kompleks dari logam-logam alkali cenderung stabil apabila ligannya merupakan ligan polidentat yang membentuk sepit (chelate), seperti kompleks dengan ligan-ligan golongan eter mahkota (crown ether) (Greenwood & Earnshaw, 1986: 108). Di samping itu, apabila di dalam kristal senyawa kompleks terdapat molekul-molekul pelarut maka mereka cenderung mudah mengalami efloresensi atau desolvasi.a

 

Sintesis senyawa kompleks dari logam alkali dan alkali tanah

Sintesis senyawa kompleks dari logam-logam alkali biasanya dilakukan dalam kondisi bebas air dari pelarut atau dari udara. Untuk itu pelarut dan pereaksi yang digunakan harus dimurnikan lebih dulu. Sintesis biasanya dilakukan di dalam tabung Schlenk dan isolasi uap air dari udara dilakukan dengan menggunakan gas argon.

Kadang-kadang ada juga senyawa kompleks yang dapat disintesis dalam kondisi kontaks langsung dengan udara misalnya senyawa kompleks [K(phen)2(H2O)]2.4phen.4H2O (Mutrofin, Effendy dan White, 200).wanibesak

Pada masa lalu sintesis senyawa kompleks dari loam-logam alkali dan alkali tanah cenderung dilakukan secara tidak sistematis. Sintesis senyawa kompleks dari logam alkali baru dilakukan secara sistematis mulai tahun 1985 oleh C.R. Whitaker yang kemudian diteruskan oleh N. Placket, J. Buttery, S. Mutrofin dan Effendy.

Pada sintesis ini ligan-ligan yang digunakan adalah basa nitrogen seperti asetonitril (MeCN), piridina (py), kuinolina (quin) dan lain-lain. Dari hasil-hasil penelitian yang telah atau belum dipublikasikan diperoleh senyawa-senyawa kompleks dengan berbagai bilangan koordinasi dan struktur.a

 

Struktur senyawa kompleks dari logam-logam alkali

Senyawa kompleks dengan atom pusat ion-ion logam alkali dapat memiliki bilangan koordinasi 4, 5, 6, 7 dan 8. Bilangan koordinasi 4 banyak ditemukan untuk senyawa kompleks dengan ion pusat Li+. Hal ini disebabkan karena kecilnya ukuran ion Li+ (73-106 pm) yang cenderung sulit untuk mengikat lebih dari 4 atom donor. Bilangan koordinasi lebih besar dari 4 diperoleh pada senyawa kompleks dengan pusat ion Na+, K+, Rb+, atau Cs+.

 

1. Bilangan koordinasi 4

Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 4 memiliki geometri tetrahedral terdistorsi. Contoh dari senyawa kompleks ini adalah [Li(MeCN)4]I (MeCN = asetonitril) (Raston dkk. 1989:987) yang merupakan kompleks ionik dan [LiI(quin)3] (quin = kuinolina) (Raston dkk. 1989:91) yang merupakan kompleks netral seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

clip_image006

Gambar 2 Senyawa kompleks [LiI(quin)3]

 

2. Bilangan koordinasi 5

Contoh dari senyawa kompleks dari logam alkali dengan bilangan koordinasi 5 adalah tidak banyak. Salah satu diantaranya adalah [KI(dmp)2] (dmp = 2,9-dimetil-1,10-fenantrolina) (Mutrofin, Effendy dan White, 2000) yang berbentuk piramida alas bujur sangkar terdistrorsi seperti diberikan pada Gambar 3.

clip_image008

Gambar 3 Senyawa kompleks [KI(dmp)2]

 

3. Bilangan koordinasi 6

Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 6 memiliki geometri oktehedral terdistorsi. Salah satu contohnya adalah polimer [KSO3CF3(phen)2]4 (phen = 1,10-fenantrolina) (Mutrofin, Effendy dan White, 2000) seperti diberikan pada Gambar 4.

clip_image010

Gambar 4 Senyawa kompleks polimer [KSO3CF3(phen)2]4

 

4. Bilangan koordinasi 7

Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 7 memiliki geometri trigonal prisma dengan satu tudung. Salah satu contohnya adalah kation dari kompleks polimer [K(phen)2]PF6 (Mutrofin, Effendy dan White, 2000) seperti diberikan pada Gambar 5.a

clip_image012

Gambar 5 Ion kompleks polimer [K(phen)2]clip_image014

 

5. Bilangan koordinasi 8

Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 8 memiliki geometri kubus teristorsi. Beberapa contohnya adalah [K(phen)2]I.MeOH dan [Rb(phen)2]I.MeOH, (Mutrofin, Effendy dan White, 2000). Struktur kation dari kompleks polimer [Rb(phen)2]I.MeOH diberikan pada Gambar 6.

clip_image016

Gambar 6 Ion kompleks polimer [Rb(phen)2]clip_image014[1]

 

Di dalam senyawa kompleks dimungkinkan terdapat atom pusat dengan bilangan koordinasi yang berbeda, contohnya adalah pada kompleks [KSO3CF3)2(dmp)2(MeOH)]2 (Mutrofin, Effendy dan White, 2000) dengan struktur seperti pada Gambar 7.a

clip_image018

Gambar 7. Senyawa kompleks [KSO3CF3)2(dmp)2(MeOH)]2

 

Pada kompleks tersebut ion K(1)+ memiliki bilangan koordinasi 5, sedangkan ion K(2)+ memiliki bilangan koordinasi 6.

Di dalam sintesis senyawa kompleks dimungkinkan pelarut yang digunakan terkoordinasi pada ion pusat seperti ditunjukkan pada Gambar 7.. Apabila di dalam sintesis isolasi udara tidak sempurna atau sintesis dilakukan tanpa isolasi uap air dari udara, maka uap air dari udara dapat terkoordinasi pada atom pusat seperti yang terdapat pada kompleks [K(phen)2(H2O)]2.2ClO4.4H2O dengan struktur seperti pada Gambar 8.

clip_image020

Gambar 8 Senyawa kompleks [K(phen)2(H2O)]2.2ClO4

 

Implikasi terhadap pengajaran kimia di SMA

Dengan berhasil disintesisnya senyawa kompleks dari logam-logam alkali maka anggapan bahwa senyawa kompleks hanya dapat dibentuk dari unsur-unsur transisi perlu direvisi.

Pada saat ini dapat dianggap hampir semua logam dapat membentuk senyawa kompleks. Revisi pendapat tersebut dapat dilakukan oleh Himpunan Kimia Indonesia, khususnya para pakar dalam kimia koordinasi yang ada di himpunan tersebut.

 

Untuk mengenal lebih jauh tentang penulis artikel ini silakan kunjungi “Daftar Guru Besar Universitas Negeri Malang” atau KLIK DI SINI…!!!! 

FILE ASLI ARTIKEL INI SILAKAN DOWNLOAD DI SINI…!!!!

 

ARTIKEL YANG DISARANKAN :

· Tata Nama Senyawa Kompleks

· Apakah senyawa kompleks hanya dapat dibuat dari unsur transisi?

· senyawa kompleks‚ dan tatanama senyawa kompleks

rambu lalu lintas bahan kimia

Saat kita berjalan di jalanan umum kita akan melihat berbagai rambu-rambu lalu lintas disekitar pinggiran jalan. demikian pula untuk bahan kimia. setiap bahan kimia memiliki rambu-rambu tersendiri yang dikenal sebagai simbol bahan kimia. Simbol yang diberikan mencermin sifat atau karakter bahan kimia tersebut. berikut adalah beberapa simbol bahan kimia yang ada pada kemasan setiap bahan kimia.

1. korosif

2.toxit

3.Explosive (mudah meledak)

4.Irritant (iritasi)

5.Oxidizing (oksidator)

 

6.Highly (extremely) flammable (sangat mudah terbakar)

7.

  • Bahaya                        : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
  • Contoh                        : hidrogen peroksida, kalium perklorat

Keamanan       : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor