chemistry for peace not for war

hanya DIA yang dapat menghentikan hatiku

Category Archives: KIMIA

Fosfor Dan Bahaya Bom Fosfor

               Fosfor merupakan unsur nonlogam dalam tabel periodik diberi simbol P, nomor atom 15. Fosfor di alam sebagian besar ditemukan dalam senyawaan fosfat sebagai batu fosfat. Fosfor memiliki tiga bentuk (alotrop) yaitu fosfor putih, fosfor merah dan fosfor hitam. Fosfor putih tersusun atas 4 atom P dengan bentuk tetrahedral, sedangkan fosor merah dan fosfor hitam struktur yang dimiliki belum diketahui secara jelas namun diduga polimer atau gabungan dari molekul P4.

clip_image002

 

                   Fosfor putih diperoleh dari batu fosfat yang dipanaskan dalam tanur listrik pada suhu sekitar 900°C dengan kokas dan silika (SiO2). Pemanasan ini menyebabkan fosfor menjadi uap kemudian diembunkan pada kondensor sehingga diperoleh cairan fosfor putih. Sedangkan fosfor hitam diperoleh dari pemanasan fosfor putih putih pada tekanan tinggi dan memiliki kilau seperti logam serta bersifat semikonduktor, tetapi pada tekanan tinggi fosfor hitam menunjukan sifat seperti logam.

Sifat-Sifat Fosfor Putih

                  Fosfor putih merupakan alotrop fosfor yang berwarna putih kekuningan, lunak, memiliki bau yang tajam seperti bawang putih serta lebih reaktif dan lebih beracun dibanding fosfor merah maupun fosfor hitam. Fosfor putih dikatakan lebih reaktif karena pada udara terbuka akan terbakar dengan sendirinya. Karena kereaktifan ini fosfor putih biasa disimpan dalam air atau alkohol ataupun larutan-larutan inert yang tidak melarutkan atau bereaksi dengan fosfor. Fosfor putih larut dalam bensena dan karbon disulfida. Beberapa sifat fisik fosfor putih dapat dilihat pada Tabel.

 

konfigurasi elektron

[Ne] 3s2 3p3

Rumus molekul

P4

Massa jenis (g/mL)

1,823

Titik lebur (°C)

44,2

Tingkatan oksidasi

±3, 5, 4

Energi ionisasi (kJ/mol)

· Pertama

· Kedua

· Ketiga

1011,8

1907

2914,1

Pemakaian Fosfor

                    Fosfor yang diproduksi sebagian besar digunakan untuk membuat asam fosfat yang selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk misalnya pupuk super fosfat, bahan tambahan dalam deterjen, bahan pembersih lantai dan insektisida. Selain itu fosfor diaplikasikan pula pada LED (Light Emitting Diode) untuk menghasilkan cahaya putih. Bentuk dari fosfor putih dapat dilihat pada Gambar (gambar dikutip dari http://www.chemicalforums.com):

clip_image004

Gambar fosfor putih yang disimpan dalam air

 

                           Selain digunakan untuk membuat asam fosfat, fosfor juga digunakan untuk membuat korek api. Korek api dengan bahan dasar fosfor terdiri dari dua jenis yaitu korek api jenis “safety matchess” yang dibuat dari fosfor merah dan “strike anywhere matchess” yang dibuat dari fosfor putih. Korek api jenis safety matchess digunakan dengan cara menggoreskan pada tempat yang telah disediakan. Tempat goresan yang disediakan terbuat dari fosfor merah, serpihan kaca dan lem sebagai perekat. Ketika digoreskan fosfor merah pada pada ujung korek api akan berubah dengan cepat menjadi fosfor putih sehingga akan menyala. Sedangkan korek api jenis strike anywhere matchess untuk menggunakan dapat digoreskan pada sembarang tempat asal kering dan kasar atau sedikit kasar. Jenis korek ini permukaannya ditutupi dengan lapisan tipis dari bubuk kaca dan lem. Oleh sebab itu ketika digores fosfor yang terletak pada bagian bawah akan keluar dan bereaksi dengan udara kemudian timbul nyala api.

clip_image006

Gambar fosfor merah

 

                    Salah satu penyalahgunaan fosfor yaitu digunakan sebagai bom. Fosfor yang diaplikasikan sebagai bom yaitu fosfor putih yang diberi nama samaran “Willy Pete”.

clip_image008

Gambar salah satu penyalahgunaan fosfor sebagai bom. Ketika disiram seperti gambar di atas (seperti kembang kembang api) maka harapan untuk hidup sangat kecil karena bahan-bahan yang digunakan sebagai pelidung dapat ditembusi oleh bom fosfor dan asam yang dihasilkanpun sangat beracun dan korosif.

 

                   Ketika fosfor putih ditembakan atau dibakar udara maka akan bereaksi dengan oksigen membentuk fosfor pentaoksida (P2O5). Walaupun fosfor berbahaya namun yang paling berbahaya yaitu terletak pada proses pembakaran fosfor dan hasil pembakaran fosfor bukan pada ledakannya.

                  Pembakaran fosfor di udara berlangsung sangat eksotermis yaitu menghasilkan suhu sekitar 800°C. Suhu yang tinggi inilah yang akan merusak jaringan tubuh seperti luka bakar ketika mengenai organ-organ tubuh. Sedangkan hasil pembakaran fosfor putih yaitu berupa P2O5 dalam bentuk asap. Asap yang dihasilkan sangat berbahaya karena selain beracun asap inipun bersifat korosif atau dapat pula bereaksi dengan organ-organ tubuh manusia. Oleh sebab itu jika fosfor ditembakan atau yang digunakan sebagai bom ketika terbakar akan merusak sebagian besar jaringan tubuh. Misalnya jika mengenai mata maka akan menyebabkan kebutaan, jika dihirup akan merusak kerongkongan bahkan paru-paru jika dalam jumlah yang lebih banyak, jika mengenai kulit maka akan menyebabkan luka bakar dan akan lebih parah lagi jika terkena dalam jumlah banyak.

 

Asam fosfat

                Asam fosfat merupakan cairan kental tidak berwarna dan mudah larut dalam air. asam fosfat dapat diperoleh dari reaksi antara fosfor putih dengan oksigen kemudian tambahkan air. berikut reaksinya:

clip_image010

                  Selain dengan cara ini asam fosfat dapat diperoleh dari batu fosfat yang direaksikan dengan asam sulfat pekat.

clip_image012

Mengawetkan tahu tanpa formalin

 

Seperti kita ketahui, tahu bersifat mudah rusak (busuk). Disimpan pada kondisi biasa (suhu ruang) daya tahannya rata-rata 1–2 hari saja. Setelah lebih dari batas tersebut rasanya menjadi asam lalu berangsur-angsur busuk, sehingga tidak layak dikonsumsi lagi. Akibatnya banyak usaha yang dilakukan produsen tahu untuk mengawetkannya, termasuk menggunakan bahan pengawet yang dilarang, misalnya formalin.

Penyebab mengapa tahu mudah rusak adalah kadar air dan protein tahu tinggi, masing-masing 86 persen dan 8–12 persen. Disampang kandungan lemak 4.8 persen dan karbohidrat 1.6 persen. Kondisi ini mudah mengundang tumbuhnya jasad renik pembusuk, terutama bakteri.

Dengan maraknya penggunaan formalin sebagai pengawet tahu, maka dirasakan perlu untuk mencari alternatif lain yang aman untuk mengawetkan tahu. Cara mengawetkan tahu dengan cara yang aman, mudah dan murah perlu diketahui oleh masyarakat luas. Disamping itu diperlukan juga pengetahuan tentang cara memilih dan menyimpan tahu yang baik.

Tahu dan Formalin

Sejak tahun akhir tahun 70-an sampai akhirnya sekarang ramai lagi, beberapa produsen dan pedagang tahu di kota-kota besar diduga mengawetkan tahunya dengan formalin. Pengawetan tahu atau bahan pangan lain dengan formalin dilarang di negara kita dan banyak negara-negara lain. Jika formalin termakan dalam jumlah banyak, mulut dan kerongkongan akan terasa sakit, sukar menelan, ,ual dan muntah, sakit perut dan mencret berdarah.

Formalin adalah nama dagang untuk larutan formaldehida 36–40%. Zat ini merupakan desinfektan yang sangat kuat, dapat membasmi berbagai macam bakteri pembusuk dan jamur, juga dapat mengeraskan jaringan tubuh. Benda yang diawetkan dengan formalin dapat tahan lama disimpan. Di bidang kedokteran dan biologi, larutan formalin 5 – 10 % digunakan sebagai pembunuh kuman dan bahan pengawet tubuh atau bagian-bagian tubuh, sehingga sekarang terkenal dengan sebutan bahan pengawet mayat. Pada kadar 0,5 % formalin digunakan untuk mencuci luka.

Seperti halnya bahan pangan yang lain, tahu akan menjadi awet sampai seminggu atau lebih jika direndam dalam larutan formalin, tanpa perlu disimpan di lemari es. Tahu akan menyerap formalin, dan formalin itu tidak hilang setelah tahu digoreng atau direbus. Tahu yang telah direndam dengan formalin teksturnya menjadi kompak dan keras. Kadar airnya lebih sedikit. Adanya formalin dalam tahu, selain dapat dilihat dari teksturnya yang menjadi keras, juga dapat diketahui dari baunya.

Meskipun dilarang, kemungkinan penggunaan formalin sebagai pengawet tahu oleh orang yang tak bertanggung jawab selalu ada. Untuk mengetahui apakah tahu diawetkan dengan formalin atau tidak, caranya mudah saja. Jika membeli tahu, periksalah apakah ada bau aneh yang berbeda dengan aroma tahu biasa (yaitu bau khas atau langu dari kedelai). Periksa juga apakah tahu lebih kompak atau keras dari tahu yang biasa kita kenal. Tahu yang pernah direndam dengan formalin, kurang berair disbanding tahu biasa. Di laboratorium, pemeriksaaan adanya formalin dalam tahu secara kimiawi, dapat dilakukan dengan mudah.

Memilih dan Menyimpan Tahu

Hal-hal yang penting diperhatikan pada waktu membeli tahu antara lain adalah : Pertama usahakan membeli tahu yang sebaru mungkin setelah dibuat, karena tahu yang masih segar mempunyai bau dan cita rasa terbaik. Kemungkinan besar hal ini dapat diperoleh jika kita membeli tahu sepagi mungkin. Di Jepang, hampir semua tahu dijual dalam waktu satu hari setelah dibuat. Juga, di negara-negara Barat juga sebagian besar dijual dalam keadaan segar menggunakan wadah yang mempunyai cap batas pemakaian. Kebanyakan toko-toko tahu di Jepang dan Amerika membuat tahu pada jam 2 dini hari, sehingga tahu segar dapat diperoleh pada pagi harinya.

Langkah pertama adalah melihat warnanya. Hindari tahu yang kemungkinan memakai pewarna buatan yang terlihat mengkilap atau warnanya mencorong tajam. Tahu yang diberi pewarna alami seperti kunyit berwarna kuning buram, tidak mencorong atau mengkilap. Juga perhatikan kekerasan tahu. Jika tahunya mempunyai kekerasan normal tandanya masih baik, sedangkan jika terlalu keras kemungkinan sudah dijual lebih dari satu hari (direbus lagi) atau diberi pengawet yang dilarang, misalnya formalin.

Sebaiknya tahu disimpan dalam lemari es dengan suhu tetap, tetapi dijaga jangan sampai membeku. Sebelum ditaruh dalam lemari es, jangan direndam dulu dengan air panas. Tahu yang dibeli dalam kantong plastik biasanya diberi air perendam yang jumlahnya masih kurang (tidak terendam semua). Jika akan disimpan, buang air tersebut lalu taruh tahu dalam wadah atau mangkok dan diberi air baru sampai terendam semua dan simpan dalam lemari es dalam keadaan tertutup.

Mengawetkan Tahu tanpa Formalin

Sebenarnya, tahu dapat diawetkan dengan cara yang sederhana, mudah dilakukan dan dengan bahan pengawet yang mudah diperoleh, aman atau diizinkan penggunannya serta harganya yang cukup murah. Berikut ini diuraikan beberapa cara pengawetan tersebut :

Perendaman dalam larutan kalium sorbat

Mula-mula rebus air sampai mendidih dan buat larutan kalium sorbat 0.3 persen dengan air tersebut. Tahu dicuci dengan air matang dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Lalu masukkan larutan kalium sorbat di atas sampai semua tahu terendam dan ditutup rapat menggunakan siller. Dengan cara ini tahu dapat disimpan pada suhu kamar dengan daya awet 7–8 hari.

Perendaman dalam larutan garam.

Buat larutan garam 5 persen dengan menggunakan air matang. Tahu dicuci dan direbus selama 3 menit. Dalam kedaan panas masukkan tahu dalam larutan garam. Cara ini dapat mengawet tahu selama 5 hari.

Perendaman dalam campuran larutan kunyit dan jeruk nipis

Kunyit dicuci dan ditumbuk sampai halus, lalu buat larutan kunyit 3 persen menggunakan air matang, kemudian disaring. Tambahkan air jeruk nipis sehingga pH larutan menjadi 3,5–4. Tahu dicuci lalu direbus selama 3 menit dan direndam ke dalam larutan di atas sampai seluruh permukaannya terendam. Metode ini dapat mengawetkan tahu selama 3 hari.

Perendaman dalam larutan air matang

Mula-mula tahu dicui dan ditiriskan. Kemudian direndam dalam air mendidih sampai betul-betul terendam. Lakukan penggantian air panas baru setiap 24 jam, dengan cara ini tahu tahan disimpan selama 5 hari.

Perendaman dalam campuran sari jeruk lemon dan garam dapur

Buat larutan sari jeruk lemon 10 persen dan tambahkan larutan garam dapur sebanyak 4 persen. Rendam tahu ke dalam larutan di atas dalam wadah plastik. Metode ini dapat mengawetkan tahu selama 10 hari.

Oleh : Ir. Sutrisno Koswara, MSi

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor

 

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya

Alat

Fungsi

clip_image002

Erlenmeyer

Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.

clip_image004

Labu destilasi

Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.

clip_image006

Gelas Beaker

Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.

clip_image008

Corong gelas

Cprpng dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.

clip_image010

Corong bucher

Menyaring larutan dengan dengan bantuan pompa vakum.

clip_image012

buret

Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume suatu larutan.

clip_image014

Corong pisah

Untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.

clip_image015

Labu ukur leher panjang

Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

clip_image016

Gelas ukur

Untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.

clip_image018

kondensor

Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang ata tempat air keluar.

clip_image020

Filler (karet pengisap)

Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.

clip_image022

Pipet ukur

Untuk mengukur volume larutan

clip_image023

Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik

Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung.

clip_image025

Pipet tetes

Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.

clip_image027

Pengaduk

Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.

clip_image029

Tabung reaksi

Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.

clip_image031

clip_image033

Spatula plastik dan logam

Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi dengan dengan logam dapat digunakan spatula logam.

clip_image035

Kawat nikrom

untuk uji nyala dari beberapa zat.

clip_image037

Pipa kapiler atau kaca kapiler

Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula dalam penentuan titik lebur suatu zat.

clip_image039

desikator

Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.

clip_image041

Indikator universal

Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat. Caranya: setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang ada pada kotak kertas universal.

clip_image043

Gelas arloji

1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia

2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia

3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.

clip_image044

clip_image046

Hot hands

Untuk memegang peralatan gelas yang masih dalam kondisi panas.

clip_image047

Kertas saring

Untuk menyaring larutan.

clip_image048

Kaki tiga

Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.

clip_image049

Kawat kasa

Sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas spiritus atau pemanas bunsen

clip_image051

Rak tabung reaksi

Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.

clip_image053

penjepit

Untuk menjepit tabung reaksi.

clip_image055clip_image056

Stirer dan batang stirer

Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan. Batang-batang magnet diletakan di dalam larutan kemudian disambungkan arus listrik maka secara otomatis batang magnetik dari stirer akan berputar.

clip_image058

mortal dan pastle

Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.

clip_image060

clip_image062

Krusibel

Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam.

clip_image063

Evaporating dish

Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap.

clip_image064

Klem dan statif

Sebagai penjepit, misalnya:

· Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi

· Menjepit buret dalam proses titrasi

· Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi

clip_image065

Ring

Untuk menjepit corong pemisah dalam proses pemisahan dan untuk meletakan corong pada proses penyeringan.

clip_image066clip_image067

Clay triangle

Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.

clip_image068

Kacamata pengaman

Untuk melindungi mata dari bahan yang menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut dan zat-zat kimia yang meletup ketika dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.

clip_image070

Pemanas spiritus

Untuk membakar zat atau memmanaskan larutan.

clip_image071

Pemanas atau pembakar bunsen

Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.

clip_image072

Hot plate

Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.

clip_image073

Oven

Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.

clip_image074

Tanur

Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C.

clip_image075

inkubator

Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologi.

clip_image077

Granat

Untuk menghancurkan (tidak ada di LAB)

Daftar Pustaka http://qualitycontrol-07.blogspot.com sumber-sumber lain

rambu lalu lintas bahan kimia

Saat kita berjalan di jalanan umum kita akan melihat berbagai rambu-rambu lalu lintas disekitar pinggiran jalan. demikian pula untuk bahan kimia. setiap bahan kimia memiliki rambu-rambu tersendiri yang dikenal sebagai simbol bahan kimia. Simbol yang diberikan mencermin sifat atau karakter bahan kimia tersebut. berikut adalah beberapa simbol bahan kimia yang ada pada kemasan setiap bahan kimia.

1. korosif

2.toxit

3.Explosive (mudah meledak)

4.Irritant (iritasi)

5.Oxidizing (oksidator)

 

6.Highly (extremely) flammable (sangat mudah terbakar)

7.

  • Bahaya                        : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
  • Contoh                        : hidrogen peroksida, kalium perklorat

Keamanan       : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor

pembuatan sabun transparan biji mangga

1. Pembuatan Minyak Biji Mangga
Bahan : 3 kg biji mangga
Cara pembuatan :
1) Buah mangga dikupas hingga diperoleh keping biji mangga.
2) Keping-keping biji mangga dipotong kecil-kecil, lalu dikeringkan pada suhu 50-60 ºC selama 20 jam atau dijemur diterik matahari selama 7 hari.
3) Untuk memperoleh minyaknya dapat dilakukan dengan cara pengepresan atau dilarutkan kedalam heksana.
4) Jika menggunakan heksana maka setelah terbentuk minyak lalu dipanaskan pada temperatur 50 ºC untuk menghilangkan heksana.

2. Pembuatan Sabun Transparan
Bahan-bahan yang digunakan : Minyak biji mangga 100 ml, NaOH 40 g, gliserin 200 g, sukrosa 50 g, trietanolamin 50 g, alkohol 50 g.
Cara pembuatan :
1) Campurkan minyak biji mangga dengan larutan NaOH sedikit demi sedikit diatas pemanas pada temperatur ± 60 ºC sambil terus diaduk.
2) Setelah larutan mengental dan berwarna keruh menjadi sabun dasar, pengadukan dihentikan kemudian didinginkan.
3) Setelah sabun dasar mengeras lalu dipotong kecil-kecil kemudian dilelehkan, setelah meleleh tambahkan secara perlahan bahan glaserin, sukrosa, trietanolamin dan alkohol.
4) Saat pencampuran suhu antara 95-100 ºC, selanjutnya didinginkan dan sabun siap dicetak.
5) Penambahan warna dan pewangi dapat dilakukan sesuai dengan selera.

Ricin Salah Satu Racun yang diTakuti DiDunia

Risin merupakan suatu protein globular dengan bobot molekul 66 kDa (kilo dalton) tersusun atas dua buah rantai yang saling berhubungan, yaitu rantai A (32 kDa) dan rantai B (32 kDa). Kedua rantai penyusun risin adalah suatu glikoprotein, protein yang mengikat gugus karbohidrat manosa. Keduanya secara kovalen dihubungkan oleh jembatan disulfida. Ditinjau dari segi fungsinya, kedua rantai penyusun risin berbeda satu sama lain. Rantai A memiliki aktivitas toksik karena dapat menghambat sintesis protein. Sedangkan rantai B berfungsi mengikat reseptor permukaan sel yang mengandung galaktosa.

Risin dialam ditemukan dalam biji jarak (Ricinus comunis). walaupun Minyak jarak digunakan sebagai bahan tambahan makanan dalam permen dan coklat. namun demikian kita tidak perna keracunan,, karena ricin yang terkadung dalam biji jarak ketika diekstraksi untuk memperoleh minyaknya, molekul ricin tidak bercampur dengan dengan minyak sehingga terbuang sebagai hasil samping.

Pada manusia, 500 µg risin dapat menimbulkan kematian setelah 36-72 jam. 500 µg apakah jumlah yang banyak!! coba dihitung, jika:
1 mikrogram (μg) = 0.001 milligram
1 milligram = 0.001 gram
1 gram = 1000 milligram

Gejala yang ditimbulkan risin cukup beragam bergantung pada jalur masuk molekul ini ke dalam tubuh. Gejala yang timbul apabila kita terpapar risin melalui jalur udara (pernafasan) adalah batuk, kesulitan bernafas, demam, mual, muntah, kulit berwarna kebiru-biruan, dan tekanan darah rendah. Terpapar risin melalui jalur pencernaan (mulut) akan menimbulkan gejala awal seperti diarrhea, dehidrasi, tekanan darah rendah, halusinasi, dan darah dalam urin. Sedangkan apabila bubuk risin mengenai mata dan kulit, maka akan menimbulkan mata merah dan rasa sakit pada mata dan kulit.
perlu diketahui bahwa Sampai saat ini, obat yang efektif untuk mengatasi keracunan akibat risin pada manusia belum ditemukan dan sekarang masih dalam tahap penelitian. walaupun belum ditemukan penangkal racun risin yang daya racunnya 6.000 kali lembih kuat ketimbang sianida, kini para ilmuwan sedang melakukan penelitian untuk menggunakan risin sebagai antibodi terhadap beberapa penyakit misalnya tumor, kerusakan sumsum tulang, dan AIDS.

Daftar Pustaka
Chem-Is-Try.Org dan beberapa sumber lain.